Transmission Electron Microscopy (TEM)
Perbedaan mendasar dari TEM dan SEM adalah pada cara bagaimana elektron yang ditembakkan oleh pistol elektron mengenai sampel. Pada TEM, sampel yang disiapkan sangat tipis sehingga elektron dapat menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron tersebut yang diolah menjadi gambar. Sedangkan pada SEM sampel tidak ditembus oleh elektron sehingga hanya pendaran hasil dari tumbukan elektron dengan sampel yang ditangkap oleh detektor dan diolah. Skema perbandingan kedua alat ini disajikan oleh gambar dibawah ini.
Prinsip kerja dari TEM secara singkat adalah sinar elektron mengiluminasi spesimen dan menghasilkan sebuah gambar diatas layar pospor. Gambar dilihat sebagai sebuah proyeksi dari spesimen. Skema dari TEM lebih detil dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(sumber: hk-phy.org)
Sedangkan sinyal utama yang dapat dihasilkan oleh TEM dideskripsikan pada gambar berikut.
Sinyal utama yang dapat ditangkap atau dihasilkan dari TEM cukup banyak antara lain:
1. Diffraction Contrast
Dipakai untuk mengkarakterisasi kristal biasa digunakan untuk menganalisa defek, endapan, ukuran butiran dan distribusinya.
2. Phase Contrast
Dipakai untuk menganalisa kristalin material (defek, endapan, struktur interfasa, pertumbuhan kristal)
3. Mass/Thickness Contrast
Dipakai untuk karakterisasi bahan amorf berpori, polimer, material lunak (biologis)
4. Electron Diffraction
5. Characteristic X-ray (EDS)
6. Electron Energy Loss Spectroscopy (EELS + EFTEM)
7. Scanning Transmission Electron Microscopy (STEM)
Sehingga aplikasi utama TEM adalah sebagai berikut: analisis mikrostruktur, identifikasi defek, analisis interfasa, struktur kristal, tatanan atom pada kristal, serta analisa elemental skala nanometer.
Sementara itu kelebihan dari analisa menggunakan TEM adalah:
1. Resolusi Superior 0.1~0.2 nm, lebih besar dari SEM (1~3 nm)
2. Mampu mendapatkan informasi komposisi dan kristalografi dari bahan uji dengan resolusi tinggi
3. Memungkinkan untuk mendapatkan berbagai signal dari satu lokasi yang sama.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1. Hanya meneliti area yang sangat kecil dari sampel (apakah ini representatif?)
2. Perlakuan awal dari sampel cukup rumit sampai bisa mendapatkan gambar yang baik.
3. Elektron dapat merusak atau meninggalkan jejak pada sampel yang diuji.
REFERENSI LANJUTAN
http://www.matter.org.uk/tem/
http://www.microscopy.ethz.ch/TEM.htm
10 Komentar Add your own
Tinggalkan komentar
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. yayuk astuti | Agustus 31, 2010 pukul 2:27 pm
kenapa tidak ada penulisnya ya?? saya mau diskusi kalo diperbolehkan..terima kasih
2. materialcerdas | Desember 17, 2012 pukul 9:21 am
bisa kontak ke chandra garishubungbawah purnomo att yahoo dott com
3. automelody | Oktober 30, 2012 pukul 8:01 am
Salam,
Kami sedang melakukan penelitian dan membutuhkan pengujian TEM. Di Indonesia lembaga apa yang memiliki alat tersebut?
Terima kasih
4. materialcerdas | Mei 6, 2013 pukul 5:04 am
TEM coba hub MIPA kimia ugm atau lipi serpong
5. fithri | Desember 16, 2012 pukul 2:25 pm
Di indonesia, dimana bisa pakai alat ini?
6. materialcerdas | Desember 17, 2012 pukul 9:20 am
coba hubungi mipa kimia UGM, atau BATAN Serpong
7. Edwin | Mei 24, 2013 pukul 5:08 pm
Jadi intinya fungsi alat SEM sama dengan TEM? tapi TEM lebih bagus gitu bro??
Apakah ada fungsi dari SEM yang tidak dapat dilakukan oleh TEM, dan sebaliknya broo??
Trimakasih sebelumnya…
8. Novrianti | Oktober 11, 2016 pukul 9:06 am
Salam,
Kami sedang melakukan penelitian dan sudah mendapatkan gambar hasil keluaran TEM. Di Indonesia lembaga apa yang bisa menganalisa gambar keluaran TEM tsersebut/
Terima kasih
9. Josua | Oktober 19, 2016 pukul 5:16 am
Ibu Novrianti saya bisa recomended di UI dan LIPI Kimia, terima kasih
10. erwin jayadi | Oktober 19, 2016 pukul 11:32 am
Untuk TEM Di indonesia adanya dimana ya?